Mengapa seorang suami tidak menginginkan istri - psikologi

Pertanyaan mengapa seorang suami tidak menginginkan istri dalam psikologi cukup umum. Banyak wanita yang akrab dengan perasaan ketika Anda menginginkan cinta dan kelembutan, tetapi suami tidak terburu-buru untuk memberikan kesenangan kepada kekasihnya. Terutama topik ini sering didiskusikan di kalangan wanita selama kehamilan dan setelah melahirkan.

Mengapa suaminya tidak menginginkan seorang istri yang sedang hamil?

Kehamilan adalah waktu yang indah untuk setiap wanita. Selama periode ini wanita itu berubah, tetapi pada saat yang sama suasana hatinya menjadi berubah. Dia membutuhkan lebih banyak perhatian dan kasih sayang, dan juga perlu merasa diterima untuk prianya, meskipun mengubah bentuknya sendiri. Dalam hal ini, bagi kebanyakan wanita selama kehamilan, pertanyaan mengapa seorang suami berhenti menginginkan seorang istri tetap relevan.

Namun, pria itu juga mengalami perasaan dan emosi tertentu. Segera dia harus menjadi seorang ayah, yang berarti bahwa sehubungan dengan pengisian, perlu bekerja lebih banyak untuk menyediakan keluarga. Keletihan berlebihan di tempat kerja bisa menjadi alasan keengganan suami untuk bercinta dengan istrinya. Juga di antara pria, sering ada rasa takut menyakiti istri atau bayi Anda selama hubungan seksual.

Dalam psikologi, Anda dapat menemukan banyak tips tentang mengapa seorang suami tidak menginginkan seorang istri selama kehamilan. Anda tidak perlu khawatir tentang ini dan membuat diri Anda menebak. Anda hanya perlu berbicara dengan pasangan Anda dan mencari tahu penyebab sebenarnya dari kurangnya hasrat seksual.

Perlu dicatat bahwa keintiman intim selama kehamilan tidak menyebabkan bahaya, dan bahkan sebaliknya akan berguna. Lagi pula, jika ibumu senang dengan itu, maka bayinya juga akan merasa baik. Namun, ini hanya relevan jika tidak ada kontraindikasi medis.

Alasan mengapa seorang suami tidak menginginkan istri setelah melahirkan

Setelah melahirkan, para pasangan juga mengalami penurunan aktivitas seksual. Ini terjadi karena sebagian besar perhatian diberikan kepada si anak. Terutama mengingat bahwa anak-anak berubah-ubah untuk pertama kalinya dan sering terbangun di malam hari, kelelahan fisik dan moral tidak membuat para orang tua yang masih muda menjadi bagian yang intim dari hubungan tersebut .

Ketika sebuah keluarga muda tinggal bersama orang tua mereka, bayinya ada di kamar mereka, dan mereka tidak punya tempat untuk pensiun, ini juga dapat mempengaruhi frekuensi dan durasi keintiman seksual.

Pengisian ulang dalam keluarga adalah peristiwa yang luar biasa dalam kehidupan pasangan, meskipun ada beberapa kesulitan dan kekhawatiran di dalamnya. Psikolog merekomendasikan pada periode ini untuk lebih memperhatikan dan menghormati perasaan pasangan. Dalam hal apapun, jangan menyembunyikan keluhan Anda, tetapi diskusikan dengan pasangan Anda apa yang menggairahkan.