Sifat kesadaran

Istilah "kesadaran" (co-knowledge) ke momen generalisasi saat ini yang muncul dari perkembangan filsafat, antropologi, psikologi dan bidang pengetahuan lain tentang arah kemanusiaan dan alam dapat dipahami sebagai tingkat tertinggi refleksi mental dan aksi bersama. Beberapa antroposentris yang naif menganggap tingkat perkembangan ini hanya mungkin dalam perwakilan masyarakat manusia. Sementara itu, para ilmuwan yang lebih akrab dengan ilmu alam tidak akan mulai mengatakannya.

Dalam bentuk yang paling umum, dari sudut pandang sistemik-pragmatis, kesadaran adalah kumpulan dari sensasi-sensasi yang berubah secara permanen, citra-citra indrawi dan mental yang muncul di hadapan mata batin subjek yang sadar dan menentukan sebelumnya aktivitas praktis dan mentalnya.

Sifat-sifat kesadaran dipelajari di beberapa bagian psikologi, serta di bidang pengetahuan lainnya.

Sifat kesadaran dalam psikologi

Kita dapat membedakan beberapa sifat psikologis dasar dari kesadaran manusia:

  1. Kesadaran orang (sebagai subjek sadar) tentu membedakan aktivitas, yang paling dikondisikan oleh kekhususan spesifik dari keadaan internal subjek pada saat tindakan. Dalam banyak kasus, dapat dikatakan bahwa subjek memiliki tujuan spesifik dan vektor yang berurutan dengan kegiatan untuk mencapai tujuan.
  2. Kesadaran subjek yang melekat intensionalitas, yaitu, fokus pada beberapa (belum tentu objek dunia material, tidak harus spesifik). Kesadaran selalu merupakan kesadaran (atau kesadaran, dan pada saat komunikasi dengan subjek atau kelompok lain, bahkan kesadaran bersama) dari fakta atau pemikiran apa pun.
  3. Kesadaran dicirikan oleh refleksi konstan, yaitu, subjek memiliki proses pengamatan diri terus menerus. Subjek dapat menyadari keberadaan kesadaran dan identifikasi.
  4. Kesadaran terutama dari karakter motivasi dan nilai (setidaknya, di antara orang Eropa). Tentu saja, hingga saat ini perkembangan pengetahuan tentang manusia itu naif, kasar dan datar, akan sia-sia untuk berpikir bahwa kesadaran selalu termotivasi. Pikiran berlumut ini dari pertengahan abad terakhir. Namun, dapat dipastikan bahwa subjek nyata di dunia kita selalu berusaha untuk mencapai tujuan (meskipun tujuannya adalah tidak adanya tujuan), itu terikat pada keterikatan ini dengan organisme hidup yang sepenuhnya material.

Di antara sifat-sifat penting dari kesadaran dapat diidentifikasi seperti: integritas, abstraksi, umum, selektivitas, dinamisme, distorsi, keunikan dan individualitas. Secara umum, harus dipahami bahwa meskipun kesadaran muncul di dunia kita hanya dalam subjek pemikiran yang hidup nyata, kesadaran ini mengacu pada lingkup ideal, karena gambar, sensasi , dan makna tidak dapat dianggap sebagai objek material.